Nava Tour Travel Haji Plus Umroh 2014

(paket umroh murah 2014 jakarta,paket umroh murah di bali,paket umroh murah di surabaya,paket umroh murah di solo,paket umroh murah di jogja,paket umroh murah di yogyakarta,paket umroh murah di malang,paket umroh murah di medan,paket umroh murah di semarang,paket umroh murah di balikpapan,paket umroh murah di bekasi,paket umroh murah di bandung,paket umroh murah di depok,paket umroh murah di jambi, paket umroh murah di jember,paket umroh murah samarinda,paket umroh murah di tangerang,paket umroh murah makassar,paket umroh murah di bogor,paket umroh murah di tasikmalaya,paket umroh murah di bandar lampung,paket umroh murah di batam,paket umroh murah palembang,paket umroh murah pekanbaru,paket umroh murah di pontianak,paket umroh murah di padang,paket umroh murah cirebon,paket umroh murah tahun 2014 jakarta,jual paket umroh murah 2014,paket umroh reguler 2014,paket umroh ekonomis 2014,paket umroh eksekutif 2014,paket umroh 9 hari 2014,paket umroh 12 hari 2014,paket umroh plus turki 2014,paket umroh plus turki murah 2014,paket umroh plus istanbul 2014,paket umroh plus istambul 2014,paket umroh dan wisata ke turki 2014,paket umroh ke turki 2014,paket umroh turki 2014,biaya umroh plus turki 2014,paket umroh awal tahun 2014,paket umroh bulan januari 2014,paket umroh murah januari 2014,paket umroh bulan februari 2014,paket umroh murah februari 2014,paket umroh bulan maret 2014,paket umroh murah maret 2014,biaya umroh murah tahun 2014,paket umroh bulan april 2014,paket umroh murah april 2014,paket umroh bulan mei 2014,paket umroh murah mei 2014,paket umroh hemat 2014,harga paket umroh 2014,harga paket umroh murah 2014,harga paket umroh plus turki 2014,paket umroh plus turkey 2014,paket umroh promo 2014,paket umroh 2014 murah,travel umroh jakarta,travel umroh murah,paket umroh jakarta 2014,paket umroh yang murah,paket umroh yg murah, paket umroh super ekonomis 2014),paket umroh yang bagus,paket umroh vip 2014)

Pengalaman Haji Hedi Yunus

Pengalaman Haji  Hedi Yunus


Tasbih dan sandal, memang terkesan barang sepele. Namun di Tanah Suci, ketika jutaan orang tengah menunaikan ibadah haji, kedua barang itu merupakan barang yang sangat berarti. Sehingga betapa susahnya jika mereka tidak memiliki kedua barang vital tersebut.

Heidi Yunus, artis yang juga dikenal sebagai presenter, ketika menunaikan ibadah haji tahun 2003 lalu memiliki pengalaman aneh terhadap kedua barang tadi. ”Ketika kita berada di Tanah Suci, tasbih dan sandal merupakan barang yang sangat berharga. Jika kehilangan kedua barang tersebut, rata-rata jamaah haji akan merasa kebingungan. Saya punya pengalaman aneh dengan kedua barang itu,” katanya kepada Republika.

Ketika itu, bersama keluarganya, Heidi bermaksud pergi ke masjid. Namun setelah beberapa meter keluar dari maktab, ternyata lupa membawa tasbih. Semula mereka ingin kembali ke maktab, namun Heidi mengingatkan, daripada repot-repot kembali, lebih baik membeli saja, toh di seputar masjid banyak penjual tasbih.

Benar saja, ketika mendekati masjid, di pinggir jalan banyak dijumpai orang negro berjualan tasbih. Dibelilah dua buah tasbih seharga tiga riyal per buah. Setelah dibayar, ternyata salah satu lantai gentanya lepas dan jatuh ke tanah. Sebenarnya Heidi ingin mengambil, tetapi karena harganya murah, ia malu melakukannya.

Tetapi betapa kagetnya Heidi, selang tiga hari kemudian, ketika sedang tidur-tiduran, saudaranya yang tengah memperbaiki tas menemukan genta tasbih yang jatuh ke tanah itu ada di dalamnya. ”Saya heran dan kaget, genta yang waktu itu jatuh ke tanah, ternyata ketemu ada di dalam tas,” paparnya.

Pengalaman haji lain yang cukup aneh dirasakan Heidi, menyangkut soal sandal. Ketika melakukan thawaf terakhir di Masjidil Haram, sandal yang semula dipakai mendadak dibawa salah seorang saudaranya. Sementara ia bersama saudaranya yang lain harus pulang melalui pintu lain.

”Dalam keadaan penuh sesak, tidak mungkin kalau saya mencari saudara saya hanya sekedar untuk meminta sandal yang dibawanya. Oleh karena itu, daripada repot-repot lebih baik membeli saja, toh di luar masjid banyak penjual sandal.” Tetapi ketika sampai di luar masjid, Heidi tidak menemukan satu pun penjual sandal. Padahal, selain merasa lelah, perut terasa begitu lapar dan ingin cepat-cepat pulang ke maktab. Sementara udara sangat terik dan jalanan begitu panas, sehingga tidak mungkin berjalan kaki tanpa memakai sandal.

Dalam situasi seperti itu, antara sadar dan tidak, ia berucap: ”Ya Allah, moga-moga ada yang menawari saya sebuah sandal. Saya ingin sekali cepat kembali ke maktab ya Allah.”

Belum sempat Heidi mengusapkan tangan ke wajahnya, tiba-tiba muncul dua orang penjual sandal mendatanginya. Dengan mengucap Alhamdulillah, Heidi membeli sepasang sandal yang dibutuhkan itu. ”Pengalaman-pengalaman itu mendorong saya untuk kembali menunaikan ibadah haji, dan Alhamdulillah melalui haji khusus, tahun ini saya bisa berangkat lagi,” ujar personil Kahitna ini.

Menurut Heidi Yunus, ibadah haji merupakan bagian dari ritual agama yang memiliki sebuah keistimewaan. Selain tidak semua orang mampu melaksanakan dengan khusyuk, datang ke Tanah Suci bisa menyaksikan dan merasakan kebesaran Allah.

Begitu menginjakkan kakinya di Tanah Suci, Heidi menyaksikan ribuan orang menangis, termasuk dirinya. Betapa tidak, pemandangan di atas hamparan padang pasir yang luas, di antara bangunan-bangunan, jutaan manusia berbondong-bondong berjalan menuju satu tempat, yakni, Baitullah.

”Sebelum berangkat, saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk persiapan mental, tetapi ketika sampai di Tanah Suci, tak urung hati saya bergetar,” paparnya.

Bepergian ke luar negeri bagi Heidi Yunus sebenarnya merupakan hal yang biasa. Tetapi pergi ke Tanah Suci ternyata sangat luar biasa. Karena tidak hanya fisik yang merasakan adanya suatu perubahan. ”Berada di Tanah Suci, jauh berbeda dengan tempat lain, apalagi di tempat itu kita tidak hanya sekedar berwisata, melainkan untuk beribadah kepada Allah,” lanjut Heidi.

Begitu turun dari pesawat di Bandara King Abdul Aziz, Heidi langsung sujud sukur. Air mata yang menitik membuat ia merasa tenang dan makin mantab menjalankan ibadah haji. Dan ketika memasuki Makkah dan Madinah, perasaan Heidi di liputi rasa kekaguman luar biasa. Bahkan bukan itu saja, kekaguman serta ketakjuban terus terbawa pada ritual -ritual haji lainnya.

Rasa itu terbawa sampai ketika wukuf di Arafah, lari-lari kecil dari Sofa ke Marwa, hingga ketika menyaksikan kemegahan fisik dan kemegahan spiritual Masjidil Haram serta lempar jumrah. dan rasa itu, ternyata membuat Heidi tidak bisa menangis.

”Keadaan itu membuat saya berpikir, kenapa tidak bisa menangis lagi seperti jamaah yang lain,” tuturnya. Tetapi ketika ia mengambil sebuah kesimpulan, bahwa kunci ibadah itu berada di lubuk hati yang paling dalam dan tidak perlu diwujudkan dalam tangis, mendadak dirinya menangis.

Oleh : Lukmanul Hakim – Republika

0 komentar:

Posting Komentar

Search