Do'a Sesuai Ukuran...
Do'a Sesuai Ukuran...
Pada setiap malam-malam dalam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, berjuta umat Islam di dunia memadati masjid-masjid. Mereka berharap ketika malam Lailatul Qadar tiba, mereka sedang beribadat di masjid, sedang berdo'a mengadukan segala persoalan hidupnya dan memohonkan segala harapannya. Dahulu kami diajari pak kyai agar bisa memahami do’a-do’a ini lebih baik.
Dalam keheningan malam pak Kyai biasa mengumpulkan kami di masjid dan mulai tausyiahnya yang khas tentang do’a ini :
“Anak-anakku sekalian, banyak-banyaklah berdoa karena do’a itu bukan hanya kebutuhan kita tetapi diperintahkanNya, hanya orang-orang yang sombong yang tidak mau berdo’a. Kemudian beliau mengutip ayat "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS 40 :60 ) ”.
“Berdo’alah bukan hanya untuk urusan dunia, tetapi lebih jauh dari itu adalah juga urusan akhirat kalian. Kemudian beliau mengutip : “Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (QS 2 : 201)”.
“Berdo’alah masing-masing kalian dengan suara yang lembut, kemudian beliau mengutip : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS 7 : 55)”
“Berdo’alah kalian dengan rasa khaufau wa thama’a yaitu antara rasa takut tidak diterima dan harapan untuk dikabulkan, kemudian beliau mengutip : “… dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS 7 :56)”
“Berdo’alah kalian dengan penuh sesal sebagaimana penyesalan Nabi Yunus di dalam perut ikan hiu, kemudian beliau mengutip : “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman."” (QS 21 : 87-88)”
“Berdo-alah kalian dalam suka maupun duka, dalam kesulitan maupun kelapangan, kemudian beliau mengutip : “…Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (QS 27 :62). Dilanjutkannya pula dengan ayat : “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudaratan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu..."”(QS. 39 : 8)”.
“Perbaikilah peluang terkabulnya do’a-do’a kalian dengan terus meningkatkan keimanan dan terus beramal saleh, kemudian beliau mengutip ayat “…dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya …” (QS 42 : 26)”.
Tausyiah beliau ditutup dengan pesan yang tidak dapat saya lupakan :
“Kalian jangan pernah putus asa dengan do’a-do’a kalian, jangan pernah berprasangka buruk pada Allah seolah-olah Allah tidak mengabulkan do’a-do’a kalian. Dia Maha Tahu tentang kebutuhan kalian, dia Maha Tahu yang terbaik untuk kalian. Bila sebagian rezeki atau apapun yang kalian minta belum dikabulkanNya, itulah yang terbaik untuk kalian – bisa jadi bila semua permintaan kalian dikabulkan persis seperti yang kalian minta, justru kalian akan berbuat berlebihan dan melampaui batas. Allah Maha Tahu ukuran rezeki – dalam bentuk apapun yang paling pas untuk kalian, maka berdo’alah sesuai ukuran kalian !.”
Kemudian beliau menutup poin terakhir dari tausyiahnya ini dengan ayat : “Dan jika Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS 42 : 27).
(I’tikaf Ramadhan 1433 H, Daarul Muttaqiin – Jonggol)
Oleh : Muhaimin Iqbal
0 komentar:
Posting Komentar